Sudah kita ketahui di zaman sekarang ini, kebanyakan orang menyadari akan pentingnya flora dan fauna bagi kehidupan manusia , tetapi kenapa ya mereka tidak mau berpartisipasi dalam pelestarian flora dan fauna yang semakin langka dan punah, padahal mereka tahu tentang hal itu? Sulit sekali menyadarkan orang-orang agar mau dan ingin melestarikan berbagai macam flora dan fauna, baik yang masih banyak di bumi kita ini, maupun yang sudah jarang terlihat seperti Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Macan Tutul Jawa atau Macan Kumbang (Panthera pardus melas), Rusa Bawean (Axis kuhlii), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Simpei Mentawai (Simias concolor), Kanguru Pohon Mantel Emas, Kanguru Pohon Mbaiso atau Dingiso (Dendrolagus mbaiso), Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra). Hewan tersebut telah berkurang dan akan terus berkurang apabila terlalu banyak yang memburu. Oleh sebab itu, kenapa kita tidak merasa kasihan terhadap mereka yang menginginkan kehidupan ? Memang itu bukanlah sepenuhnya kesalahan manusia , tetapi masih banyak faktor lainnya yang menyebabkan hewan punah atau langka. Misalnya, daya regenerasi yang rendah. Daya regenerasi yang rendah sangat berpengaruh sekali, biasanya ini disebabkan oleh banyaknya hewan yang membutuhkan waktu yang lama untuk perkembangbiakannya, selanjutnya banyak pula hewan yang kesulitan dalam perkawinan misalnya saja badak. Badak betina sangat sulit mengalami kehamilan, namun akhir februari 2010 lalu terdapat sebuah penelitian dari YABI (Yayasan Badak Indonesia) yang dimana mengawinkan 2 badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) secara alami dan itu membuahkan hasil yang sangat baik untuk pelestarian badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), selanjutnya suatu hal yang dapat menyebabkan punahnya hewan adalah dengan bencana alam. Seperti yang dapat kita lihat akhir bulan Oktober lalu, sebuah gunung aktif di Yogyakarta tepatnya di Sleman yaitu gunung Merapi telah menyebabkan berkurangnya populasi hewan khususnya hewan ternak seperti kambing, ayam, sapi, kerbau, dan sebagainya dan menelan banyak korban jiwa. Dengan demikian hewan-hewan di Indonesia akan dibagaimanakan oleh kita ? Marilah mulai sekarang kita menyadari akan pentingnya suatu fauna bagi manusia karena akibat dari kepunahan hewan tersebut akan menyebabkan tidak seimbangnya ekosistem di bumi. Dan itu akan berpengaruh sekali bagi kelangsungan hidup manusia. Sekarang, bagaimana apabila seluruh hewan yang mengandung banyak akan nabati dan protein yang berguna bagi tubuh telah tidak dapat kita lihat lagi dan kita nikmati manfaatnya ?
Selain fauna yang harus terpelihara dan terjaga popularitasnya, masih banyak pula tumbuhan-tumbuhan yang semakin langka dan menyebabkan ketidakseimbangan rantai makanan di dalam ekosistem. Beberapa flora yang semakin langka adalah diantaranya, Bunga Bangkai (Raflessia arnoldi), Bunga Kantung Semar (Nepenthes sp), Anggrek Pensil (Vanda hookeriana), Bunga Edelweis (Anaphalis javanica), dan masih banyak yang lainnya yang sangat bernilai tinggi baik ekonomi, sosial, komersil dan nilai budaya. Berbagai flora menjadi langka akibat faktor-faktor yang sama halnya dengan kepunahan fauna. Letusan Gunung Api, Gempa Bumi, Banjir, Badai/Angin Topan, Kemarau Panjang, Pencemaran Lingkungan, Degradasi Lahan merupakan suatu faktor yang menyebabkan punahnya flora dan fauna. Seharusnya banyak yang bisa kita lakukan untuk mencegah kepunahan flora dan fauna misalnya dengan menetapkan suakamargasatwa sebagai tempat untuk melindungi hewan tertentu terutama yang sudah langka, membuat cagar alam sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air. Kemudian dengan cara membuat hutan lindung sebagai tempat untuk melindungi air/daerah resapan air karena dihutan yang lebat akan tumbuhan jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah, Inseminasi Buatan adalah perkembangbiakan pada hewan dengan cara menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina, Kultur Jaringan dan paling utama adalah kesadaran kita sebagai manusia yang harus berpartisipasi untuk melestarikan flora dan fauna yang dapat kita mulai dari lingkungan terkecil, misalnya dirumah dan ditempat tinggal kita dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan diusahakan tidak memelihara hewan yang seharusnya diurus oleh oetugas yang berwajib. Memelihara hewan yang memang menjadi sumber kebutuhan dan memperbanyak agar hewan tersebut dapat melangsungkan hidup dengan populasi yang sangat memadai, pemburuan liar yang dilakukan untuk menangkap hewan harus di hindari dan penebangan hutan secara liar juga harus dihindari. Seperti yang saya alami beberapa bulan yang lalu ketika berkunjung ke sebuah desa tepatnya di Kec. Cidolog, ternyata alam disana masih sangat original dan suasananya begitu sejuk dan tidak terlalu banyak kendaraan bermotor. Terdapat suatu hewan yang memang sudah langka, hewan ini memiliki nama Trenggiling atau dalam bahasa latinnya adalah (Manis javanica) disebut juga pangolin mereka hidup dengan bebas di alam, akan tetapi beberapa pekan lalu hewan ini sudah sulit dicari lagi karena banyaknya pemburuan liar dan banyak dikonsumsi oleh warga disekitarnya. Dan seharusnya kita menyadari akan hal tersebut. Sudah dapat kita rasakan bahwa sekarang ini alam tidak mau berkompromi lagi dengan manusia, bencana dimana-mana dan telah banyak korban yang ditelan oleh bencana tersebut. Bencana yang dibuat oleh ulah manusia itu sendiri. Apakah kita mau apabila Kota yang kita cintai ini sama berkecamuknya dengan bencana-bencana yang sekarang telah banyak merugikan kita ?
Marilah dari sekarang kita sadar akan segala kerusakan dan kerugian lingkungan kita, alam kita, rumah kita, karena hanya dibumi inilah kita dapat hidup. Karena dibumi inilah kita dapat berkumpul dengan semua sesama kita, saudara, teman dan lingkungan kita.
Oleh : Rissa Andriani A
Kelas : XII IPA 2
0 komentar:
Posting Komentar